UN 2017 Tidak Serempak

INTANONLINE - JAKARTA, KOMPAS - Jadwal penyelenggaraan Ujian Nasional 2017 untuk siswa SMP dan SMA/SMK sederajat mengalami perubahan. Jadwal UN untuk SMA/SMK yang biasanya bersamaan kali ini berbeda. Pelaksanaan UN untuk SMP sederajat malah dijadwalkan dalam dua gelombang.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Totok Suprayitno, di Jakarta, Jumat (23/12), mengatakan, penjadwalan UN yang berbeda dan bergelombang ini dimaksudkan agar cakupan UN berbasis komputer (UNBK) bisa lebih banyak lagi dengan cara bergantian.

"Karena setiap siswa beda soal, peluang bocor dan nyontek pun kecil. Dengan jadwal tak serempak ini, sekolah yang tak punya komputer bisa pinjam ke sekolah yang punya," ujar Totok.

Menurut Totok, hal itu juga untuk meningkatkan integritas pelaksanaan UN sehingga menghasilkan pemetaan standar nasional yang sesungguhnya. Sampai saat ini, terdata sekitar 2,1 juta siswa dari total peserta UN SMP dan SMA/SMK sederajat yang jumlahnya 7.125.380 siswa dapat mengikuti UNBK pada tahun depan.

Sudah terdata 12.058 sekolah/madrasah siap menjadi tempat UNBK. "Pemerintah daerah bisa mengatur untuk meningkatkan kapasitas penggunaan UNBK. Bisa dengan berbagi sumber daya, dengan mengatur sekolah pelaksana UNBK. Juga bisa melayani sekolah lain yang belum punya fasilitas komputer," kata Totok.

Mata pelajaran yang diujikan pada UN SMP tetap sama dengan tahun lalu, yakni Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Perubahan terjadi di jenjang SMA dan SMK. Menurut Totok, sesuai PP No 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, UN di SMA meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program pendidikan.

"Karena materi pelajaran ekonomi itu keseharian banget pelajarannya. Lumayan (gampang) untuk dimengerti dan pake nalar aja udah ngerti ini tuh harus gimana,contoh nya sih jual beli,hakikat perdagangan, kurs uang dan lain-lain walaupun akutansi yang emang agak menguras tenaga haha" Kata Danang pelajar SMAN 12 Tangsel. Sementera bagi tim Sosiologi, mapel satu ini tuh asik untuk dipelajari karena, lagi-lagi, nggak ada itung-itungannya.

"Siswa diberi kebebasan memilih ikut UN mata pelajaran ciri khas yang mana. Siswa diharapkan mulai punya visi tentang apa yang diminati. Pilihan terserah kepada siswa. Nanti didata sekolah sebelum UN. Baik yang UNBK maupun yang UN kertas bisa dilayani, apa pun pilihannya," ujar Totok.

Tul, nggak! Udah yuk. Kita sekarang belajar. UN tinggal 4 bulan lagi, lho.

Ujian sekolah

Mulai tahun 2017 juga diberlakukan ujian sekolah berstandar nasional (USBN) untuk beberapa mata pelajaran. Pada tahun lalu, siswa SMA mengikuti enam mata pelajaran UN, termasuk tiga mata pelajaran yang sesuai ciri khas program pendidikan IPA, IPS, dan bahasa. Pada 2017, UN SMA hanya pada empat mata pelajaran yang salah satunya berdasarkan pilihan siswa.

Ciri khas SMA program IPA adalah Fisika, Kimia, dan Biologi. Adapun program IPS meliputi Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi. Sementara program bahasa meliputi Sastra Indonesia, Antropologi, dan Bahasa Asing.

Pada saat UN, mereka hanya mengikuti salah satu mata pelajaran ciri khas sesuai pilihan siswa. Namun, ketiganya tetap harus diikuti melalui USBN.

USBN diterapkan pada sejumlah mata pelajaran secara bertahap. Pada USBN ada beberapa soal esai (uraian). Pemerintah pusat menitipkan 20-25 persen soal sebagai anchor (jangkar). Sisanya dibuat para guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di setiap daerah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengajak semua pemangku kepentingan jujur dalam menjalani proses pendidikan, termasuk dalam melaksanakan ujian.

Daerah berbenah

Sejumlah daerah antusias menyambut UN. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Negeri 16 Surabaya, Jawa Timur, Sulistiyono mengatakan, siswa kelas XII sudah dibiasakan mengerjakan soal ujian berbasis komputer sejak ujian akhir semester yang dilaksanakan awal Desember lalu. "SMA Negeri 16 Surabaya punya server sendiri untuk melakukan ujian berbasis komputer. Sekolah memaksimalkan itu untuk membiasakan siswa menghadapi UNBK," katanya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Asdullah Anwar mengatakan, saat ini SMP dan SMA/SMK di daerahnya sudah bersiap melaksanakan UN dan USBN. Persiapan tersebut antara lain dalam wujud pengayaan mata pelajaran yang akan diujikan dalam UN dan USBN. (ELN/IKI/SYA/NAR).

IntanOnline