Kata Pelajar, UN Masih Penting, Buktinya, Pelajaran Satu Ini Tetap Ditakuti

'

INTANONLINE - Setelah sempat heboh mau dimoratorium, UN tahun ajaran ini akhirnya diputuskan tetap diselenggarakan. Tapi dengan sejumlah perubahan. UN akan digelar pada April, dengan jadwal yang nggak serentak. Terus, selain UN yang isinya Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika, sekarang ada juga yang namanya USBN alias ujian sekolah berstandar nasional. Mapel yang diujikan adalah agama, PPKN, sejarah serta satu mapel pilihan berdasarkan jurusannya. Nggak salah kalau UN sekarang dibilang nggak begitu membebani siswa. Apalagi, UN bukan jadi syarat kelulusan satu-satunya.

Agak kaget ya ketika beberapa mata pelajaran yang "kurang diperhatikan" masuk ke dalam USBN walau kalau kita pikir-pikir itu semua adalah mata pelajar basic tentang sikap dan penerapan yang harus dimiliki sama semua pelajar. Tapi yang paling kaget adalah ketika masuknya sejarah dalam ujian setingkat UN ini. Sekarang Sejarah tidak ada batasan untuk dipelajari, walaupun nyatanya mata pelajaran satu ini kesannya tuh pelajaran anak IPS banget.

Obrolan tentang sistem baru UN ini tentu rame. HAI pun nggak mau kalah ikut nimbrung. Salah satunya dengan bikin poling ini. HAI pengen tahu, gimana tanggapan temen-temen pelajar SMA tentang UN gaya baru ini. Terus, pelajaran jurusan apa sih yang paling banyak dipilih. Menariknya, ternyata 63% pelajar yang ikut poling HAI ini bilang kalau UN tuh masih penting, cuma 3% aja yang bilang nggak penting, sementara sisanya ngaku biasa saja sama UN.

'

Nggak heran, sih, pasalnya nilai UN itu dipake untuk membantu menyaring pendaftar SNMPTN yang memiliki rata-rata sama pada nilai raport. Nilai UN dilihat deh tuh, mana sih yang punya rata-rata, UN lebih unggul dari rata-rata raport yang satunya.

Terus lanjut ke tentang mata pelajaran yang diujikan. Ternyata, dari dulu sampe sekarang nggak berubah yah. Matematika dianggap momok menyeramkan di ujian, 54% pelajar yang mengakuinya. Sementara mata pelajaran yang paling dianggap mudah adalah Bahasa Inggris disusul dengan bahasa Indonesia. Lalu gimana dengan USBN. Ternyata, di kalangan anak IPA, Biologi adalah mapel yang paling diidolai. Mata pelajaran ini menjadi pilihan favorit dibanding Kimia atau Fisika

"Karena Biologi lebih mudah dipahami, hanya menghafal dan kalaupun ada hitung-hitunganan itu nggak banyak, jadi gue milih itu deh," aku Dhira dari SMAN 12 Tangerang Selatan.

Dibanding hitung-hitungan kayak Kimia dan Fisika, Biologi emang bisa lebih mudah dipahami, sih. Walau isinya tetep ada seabrek afalan bahkan kata-kata yang lumayan sulit dan butuh translate khusus terkadang. Sementara di kalangan anak-anak IPS, Ekonomi lah yang jadi primadona. Di poling HAI, Ekonomi dipilih sama 36% responden. Nggak beda jauh sih sama Sosiologi dan Geografi yang skornya sama di angka 32%.

"Karena materi pelajaran ekonomi itu keseharian banget pelajarannya. Lumayan (gampang) untuk dimengerti dan pake nalar aja udah ngerti ini tuh harus gimana,contoh nya sih jual beli,hakikat perdagangan, kurs uang dan lain-lain walaupun akutansi yang emang agak menguras tenaga haha" Kata Danang pelajar SMAN 12 Tangsel. Sementera bagi tim Sosiologi, mapel satu ini tuh asik untuk dipelajari karena, lagi-lagi, nggak ada itung-itungannya.

"Karena materi pelajaran sosiologi itu sangat mudah untuk dimengerti dan nggak ada hitung hitungan. Apalagi anak ips kan sangat identik sama hal-hal yang hafalan, jadi menurut gue nggak salah kalau anak IPS lebih memilih sosiologi untuk di un kan." Kata Saskia dari SMAN 12 Tangerang Selatan yang seneng banget pas tau bisa milih ekonomi nggak masuk pas UN. Sistem UN yang berubah ini pastinya sudah dipertimbangkan matang-matang oleh pemerintah, rapat koordinasi juga telah dilaksanakan,dan pak Menteri Muhadjir juga sudah mendapatkan persetujuan tentang keputusan UN serta USBN dari semua pihak. Kita kudu yakin kalau UN ini digelar demi kebaikan kita. Lagipula, ada nggak ada UN, kita harus rajin belajar, bro!

Tul, nggak! Udah yuk. Kita sekarang belajar. UN tinggal 4 bulan lagi, lho.

IntanOnline